Jokowi, Presiden yang minim protokoler

Suasana nonton bareng film G30S PKI

Inilah presiden ke 7 Indonesia, yang sangat sulit ditebak jalan fikirannya. Presiden yang sangat minim protokoler dan terkadang memuat Pasprampres kebingungan akan sesuatu hal yang tiba tiba ingin dilakukan oleh Presiden Jokowi.

Kita masih sama sama ingat, berkaitan dengan polemik pemutaran film G30S PKI, dimana Presiden seolah bertentangan dengan Panglima TNI, Jendral Gatot Nurmatyo, yang menginginkan pemutaran film G30S PKI mulai digalakkan lagi. Pada waktu itu, Presiden justru menginginkan pembuatan film baru untuk generasi milenia. dari situlah berkembang isu, seolah Presiden anti menonton film G30S PKI, sehingga banyak yang menafsirkan Jokowi mendukung PKI kembali muncul di negeri ini.

Akan tetapi, semua itu menjadi buyar, setelah secara tiba tiba Jokowi hadir di MAKOREM Bogor, sendirian dan minim pengawalan. Ini adalah aksi dadakan yang dilakukan Jokowi untuk membungkam para pengkritiknya yang mengatakan Jokowi tidak setuju pemutaran film G30S PKI


Kedatangan Jokowi membuat masyarakat yang sejak awal datang untuk menonton kaget. Jokowi duduk diantara masyarakat yang hadir dan lebih memilih duduk di bawah, beralaskan karpet. Lalu kemanakah Panglima TNI Gatot Numantyo? ternyata Panglima TNI belum hadir di lokasi, entah karena menonton di tempat lain atau memang tidak tahu kalau Presiden akan hadir di MAKOREM Bogor. Ini adalah hal yang mungkin tidak pernah terfikirkan oleh siapapun, mungkin semua akan mengira, Jokowi tidak akan nonton bareng atau bahkan tidak akan menonton film tersebut


Selang beberapa jam, barulah Panglima datang dengan pengawalnya dan menghampiri Presiden untuk nonton film G30S PKI bersama masyarakat. Ini adalah salah satu saja contoh aksi dadakan Jokowi di luar protokoler kepresidenan.

Selain itu, mari kita lihat aksi aksi dadakan Jokowi yang membuat Paspampres harus merencanakan plan B dalam setiap kegiatannya


Jokowi ingin menemui pendemo 411

Seperti diberitakan bahwa Jokowi justru kabur dari pendemo 411 yang ingin menemui nya, Jokowi lebih memilih melihat perkembangan proyek kereta bandara, sehingga para pendemo pun membuat rusuh sampai harus dibubarkan aparat keamanan.


Seusai jadi imam salat magrib di lingkungan Bandara Soekarno-Hatta, 4 November 2016, Presiden Joko Widodo meminta kembali ke Istana untuk menemui pendemo. Sedangkan di kawasan Monas, massa berunjuk rasa selepas Jumatan. Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Mayjen TNI (Marinir) Bambang Suswantoro menolak permintaan Jokowi. Hal itu sesuai saran Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, dan Sekretaris Negara M. Pratikno. 

Dengan alasan keamanan, akhirnya Jokowi pulang ke Istana Bogor, akan tetapi Presiden pun bolak balik keluar istana untuk menanyakan perkembangan terakhir di Monas dan sekitaran istana merdeka. Hal ini membuktikan Jokowi ingin sekali menemui pendemo, sampai akhirnya Jokowi memerintahkan Danpaspampres untuk mengantar Jokowi ke Jakarta.

Dengan alasan taktis, kendaraan yang digunakan cuma dua: satu jip Mercy yang biasa ditumpangi Danpaspampres dan satu mobil voorijder. Presiden tak keberatan menumpang mobil pengawalnya dan duduk berdampingan.

Sebelum berangkat, Bambang memberikan opsi kepada Presiden mengingat massa ternyata masih bertahan. Jika tetap ke Istana Merdeka, diperkirakan massa akan memaksa masuk dan terjadi bentrokan dengan aparat. "Kalau terjadi pertumpahan darah, provokatorlah yang akan bertepuk tangan," ujar Bambang.

Akhirnya Presiden Jokowi setuju tujuan dialihkan ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Dia meminta para menteri terkait merapat ke Halim untuk mengikuti rapat.

Ketika melintasi kawasan Taman Mini sekitar pukul 21.00, masuk laporan bahwa massa sudah bergeser ke Patung Kuda dan Istana sudah siap dimasuki Presiden. Tiba di Istana, Presiden langsung menggelar rapat dengan para menteri terkait, lalu menyampaikan hasilnya kepada pers.

Ketidakhadiran Jokowi di Istana saat massa berunjuk rasa sempat menjadi polemik. Ada yang menyebut Presiden pengecut karena tak berani menemui pengunjuk rasa. Sejumlah ulama yang menemuinya sepekan kemudian pun menyinggung hal itu.


Jokowi jalan kaki 3 KM saat HUT TNI
Pada HUT TNI ke 72 yang diperingati pada 5 Oktober 2017 kemarin, Jokowi hadir dengan menggunakan mobil kepresidenan menggunakan jalur darat dari Jakarta. Setelah keluar tol dan menuju lokasi peringatan HUT TNI di dermaga indah kiat Cilegon, ternyata mobil yang ditumpangi Jokowi terkena macet.

Jarak antara kemacetan dan lokasi sekita 3 KM, setelah menunggu 30 menit di kemacetan, secara tiba tiba, Jokowi memutuskan untuk berjalan kaki, hali ini diluar rencana protokoler kepresidenan. Sehingga membuat Pampampres harus mengikuti keinginan Presiden untuk jalan kaki.


Jokowi pun jalan kaki dengan pengawalan yang minim diantara masyarakat yang ingin menyaksikan HUT TNI, sambil berjalan kaki, Jokowi melambaikan tangan sepanjang jalan sambil menyapa masyarakat. Selang beberapa ratus meter, ternyata Kapolri juga terjebak macet, sehingga Kapolri juga ikut berjalan kaki menuju dermaga indah kiat


Siapa yang akan menyangka, kalau Jokowi akan memutuskan untuk jalan kaki? kenapa tidak naik helicopter atau naik motor pengawalan? Karena Jokowi memang sulit ditebak, yang membuat protokoler kepresidenan bingung

Jokowi nonton synchronize fest sendiri
Kehadiran Presiden Joko Widodo mengundang perhatian para pengunjung Synchronize Fest 2017 pada hari kedua acara itu berlangsung di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (7/10/2017).

Jokowi datang sendiri ke Kemayoran untuk malam mingguan menyaksikan konser musik. Yang memuat aneh adalah Jokowi sangat minim pengawalan, masuk ke kerumunan penonton dan ikut bernyayi

Terlihat Jokowi sangat menikmati lantunan lagu dari Ebiet G Ade, kemudian melanjutkan meliha Shaggy dog dengan genre reggae nya dan yang paling menarik adalah melihat grup musik dead squad dengan genre cadas. Jokowi memang penggemar musik cadas pada masa muda nya


Di atas adalah beberapa cerita dari presiden kita yang ternyata sangat minim protokoler dan sering membuat keputusan dadakan diluar agenda Paspampres. Terkadang membuat lawann politiknya sulit menebaknya, karena jurus yang dipakai bukan langsung hantam musuh, tetapi putar balik dulu untuk membuat musuh kebingungan.



Tidak ada komentar: