Mobil mini buatan PT INKA



Mobil Arina-SMK dirancang menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas mesin 150 cc, 200 cc, dan 250 cc.

Selangkah lagi, bangsa Indonesia akan memproduksi microcar alias mobil mikro yang 100 persen buatan dalam negeri. Tak tanggung-tanggung, siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kemungkinan besar akan dilibatkan dalam proyek tersebut.

''Kami sedang menjajaki kerja sama dengan Armada Indonesia (Arina), nama mobil itu nantinya Arina-SMK. Sekarang masih dalam tahap prototipe, Mei 2009 nanti mungkin sudah bisa diluncurkan,'' ujar Direktur Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Joko Sutrisno, Rabu (5/11).

Menurut Joko, siswa-siswa SMK akan dilibatkan dalam proses merakit dan memproduksi suku cadang berdasarkan prototipe yang ada. Proyek pertama, lanjut dia, akan melibatkan SMK Negeri 1 Semarang. ''Selanjutnya akan melibatkan minimal satu SMK di satu provinsi,'' jelasnya.

Joko mengungkapkan, mobil Arina-SMK dirancang menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas mesin 150 cc, 200 cc, dan 250 cc. Modifikasi dibuat menarik, dengan stir bundar, bukan stang sepeda motor. ''Sedang mesin berada di luar kabin, tak menyatu dengan tempat pengemudi,'' cetusnya.

Lebih jauh Joko menyatakan, dengan ukuran mungil, microcar dapat melaju di jalan dan gang yang sempit. Ia hanya butuh garasi kecil, dengan dimensi (panjang, lebar, tinggi) 2.753 x 1.325 x 1.708 mm. ''Ini dapat dijadikan sebagai kendaraan personil dan sudah tidak kehujanan dan tak kena sengatan panas matahari, mungkin nanti harganya berkisar Rp 24 jutaan,'' tegasnya.

Sementara, Widya Aryadi MT, dosen jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang, sekaligus Kepala Laboratorium Disain Teknologi Tepat Guna, sebagai pencipta mobil Arina ini, menyatakan, ide awal mobil tersebut berawal saat fenomena kendaraan roda tiga (three wheeler motor bike) semakin tinggi. ''Sedang kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan niaga beroda tiga juga cukup tinggi,'' ujarnya.

Menurut Widya, di satu sisi, kendaraan jenis ini bisa mengisi kekosongan, yang selama ini tak dapat dilakukan pick-up pada medan dengan jalan sempit. ''Mobil Arina ini, juga bisa dijadikan sarana pengangkutan barang di bawah 600 kg,'' cetusnya.

Widya mengaku, bersama mahasiswa Teknik Mesin yang tergabung dalam kelompok creativity and research club (CRC), terciptalah microcar yang sama sekali berbeda dengan produk sejenis dari India, Cina, Eropa, dan Amerika Serikat (AS).

Penumpang, tampaknya tak perlu khawatir kesakitan saat mobil ini melaju di jalan yang tak rata. Teknologi shock breaker membuat respons ban dengan ukuran 3.50-10 lebih nyaman dilengkapi rem cakram. ''Sedang suku cadang juga mudah ditemukan di pasaran, karena 100 persen buatan Indonesia,'' jamin Widya.

Mobil Arina sendiri sudah resmi didaftarkan di Depkumham RI untuk digunakan sebagai mobil mikro di pasar Indonesia. ''Dengan tegaknya industri otomotif yang dimiliki 100 persen bangsa Indonesia sendiri, akan membantu menyerap tenaga kerja dari industri komponen otomotif dan industri karoseri dalam negeri,'' jelas Widya.

Microcar dapat didefinisikan sebagai mobil yang ukurannya sangat kecil, yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai an extremely small size automobile. Selain itu, beberapa definisi dapat juga digunakan termasuk definisi yang menyebutkan ukuran, semisal 'kendaraan yang panjangnya kurang dari tiga meter' atau 'kendaraan yang volume ruangnya kurang dari 2.400 liter'. Umumnya, meskipun bukan suatu keharusan, tempat duduk micocar hanya untuk dua orang, termasuk pengemudi, dan beberapa di antaranya menggunakan roda hanya tiga buah, meski dari sisi keamanan, empat roda lebih baik.

Alasan utama pembuatan microcar adalah untuk tujuan ekonomis dan efisiensi. Baik karena alasan harga peralatan dan teknologi yang diaplikasikan, yang mempengaruhi harga jual, maupun alasan mahalnya bahan bakar. Dengan konsumsi bahan bakar setara 40 km per liter, microcar merupakan alasan terbaik mengatasi mahalnya biaya operasional, termasuk biaya perawatan.

Sebelumnya, Indonesia juga masih mengembangkan Mobil GEA dari produk INKA Madiun. Mobil ini sedang dalam proses dikembangkan oleh para ahli di Indonesia menjadi the city car. GEA baru hadir dengan mesin 500 cc buatan lokal dengan body buatan INKA.

Dr Nyoman Jujur, selaku koordinator RUSNAS Enggine (Riset Unggulan Strategis Nasional) dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengakui mobil GEA yang saat ini menggunakan mesin berkapasitas 650 cc buatan Cina akan mengalami perubahan. Pihak BPPT-pun sudah berkordinasi dengan PT INKA.

Saat ini, body mobil GEA tetap menggunakan produk PT INKA, namun mesin dibuat oleh sebuah sebuah industri lokal yaitu PT VEGA yang berlokasi di Tegal, Jawa Tengah. Dana yang didapatkan untuk membuat mesin tersebut berasal dari Kementerian Riset dan Teknologi.

Mobil-mobil 'mini' yang sedang dirintis di Indonesia ini kemungkinan akan bersaing dengan perusahaan otomotif Tata Motors India yang 10 Januari lalu meluncurkan mobil merk Nano. Mobil itu didesain untuk empat penumpang bermesin 625 cc. Bahan bakar Nano termasuk irit, yakni satu liter untuk 20 km. Nano akan dilempar ke pasar dengan model orisinal dan dua varian deluxe. Versi deluxe itu dilengkapi AC dan aksesoris lain. Dengan harga dasar 2.500 dolar AS (Rp 22,5 juta).

Sementara itu, jauh-jauh hari perusahaan otomotis AS, Ford, menyatakan akan mendesain mobil mungil di India, sementara Nissan Motor bersama Renault akan meluncurkan mobil seharga 3.000 dolar AS. Tak mau ketinggalan Volkswagen, Toyota, Honda, dan Fiat juga mulai tertarik memproduksi mobil mungil karena permintaan pasar untuk jenis ini terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. (REPUBLIKA, 7 November 2008/ humasristek)



Tidak ada komentar: